Skip to main content

PORTAL PENGOLAH DATA

Melanjutkan pembahasan sebelumnya mengenai sebaran data oseanografi ataupun meteorologi. Tentu saja data hanyalah sebatas deretean angka-angka atau tumpukan dokumen-dokumen yang tak berarti apa-apa tanpa ada yang mengolah dan menganalisanya. Memang dibutuhkan keahlian dan keterampilan khusus untuk melakukan pengolahan data-data tersebut dan boleh dibkatakan tidak mudah, apalagi bagi orang awam yang tidak memiliki latar belakang keahlian dalam bidang tersebut. Hal tersebut tentu saja akan sangat membuat frustasi bagi orang yang sedang menghadapinya.

Kehawatiran tersebut, sekali lagi, terbantu oleh kemajuan teknologi saat ini. Ya...media internet menjadi senjata ampuh untuk menghilangkan rasa frustasi tersebut, bahkan bagi orang awam atapun yang baru menekuni bidang ini. Di dunia maya tersebut banyak sekali portal yang menyediakan pengolahan data baik oseanografi maupun meteorologi. Beberapa diantaranya akan kita bahas dalam tulisan di blog ini.


Merujuk pada beberapa jurnal terbitan terbaru, ada beberapa portal yang bisa dimanfaatkan untuk pengolahan data-data tersebut, diantaranya adalah: Pertama, web milik National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) via http://www.esrl.noaa.gov/ khususnya untuk Physical Scicence Division (PSD). Kedua, portal milik Royal Netherlands Meteorological Institute (KNMI) Belanda dengan climate explolernya http://climexp.knmi.nl/. Ketiga, portal kepunyaan lembaga The IRI/LDEO Climate Data Library , Columbia University melalui http://iridl.ldeo.columbia.edu/.

Sangat menarik untuk menjabarkan satu per satu isi serta manfaat yang dapat kita peroleh dari masing-masing portal tersebut. Dan tentunya akan saya sampaikan dalam tulisan mendatang.



share this: facebook

Comments

Popular posts from this blog

Data Argo Float

Berikut adalah artikel yang saya dapatkan dari http://www.mosaiklautkita.com/ARGO.html yang merupakan tulisan dari Dr.Lamona Barnawis. Cukup bagus untuk tahapan-tahapan dalam mengenal dan mengolah data oseanografi. selamat membaca ============================================== Argo Untuk Menginformasikan Keadaan Lautan dan Iklim Lamona Irmudyawati Bernawis Pelajar S3, Laboratory of Physics and Environmental Modelling Tokyo University of Marine Science and Technology Sejarah singkat Bermula sebagai bagian dari World Ocean Circulation Experiment (WOCE) 1990-1997, Russ Davis dari Scripps University of Oceanography dan Doug Webb dari Webb Research Corporation membangun Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE) untuk mengambil data arus laut di kedalaman 1000m pada seluruh lautan. ALACE ini dipasang pada pengapung (float), yang diatur akan naik ke permukaan laut dalam selang yang teratur agar posisinya dapat diperbaiki melalui satelit. Kemudian disadari bahwa dalam proses naik ke p

Ocean Day

As a result of a United Nations General Assembly resolution passed in December 2008, World Oceans Day is now officially recognized by the UN as June 8th each year. The concept for a “World Ocean Day” was first proposed in 1992 by the Government of Canada at the Earth Summit in Rio de Janeiro, and it had been unofficially celebrated every year since then. Since 2002, The Ocean Project and the World Ocean Network have helped to promote and coordinate World Oceans Day events worldwide. We help coordinate events and activities with aquariums, zoos, museums, conservation organizations, universities, schools, and businesses. Each year an increasing number of countries and organizations have been marking June 8th as an opportunity to celebrate our world ocean and our personal connection to the sea. Together, we also developed and widely circulated a petition to the United Nations urging them to officially recognize World Oceans Day. With help from our Partner organizations, tens of thousands

Indonesian drought, Kenyan flooding

by Chun Knee Tan on July 5, 2008 Keywords: climate systems, drought, El nino, flood, Indian Ocean Dipole, Indonesia, Kenya When a drought occurs in Indonesia, there could be flooding later in Kenya. But what are the linkages between these two disasters? The answer is a phenomenon discovered 10 years ago called Indian Ocean Dipole (IOD). During normal conditions in the Indian Ocean, the sea surface temperature is warmer in the east and cooler in the west. When an Indian Ocean Dipole event occurs, the situation is reversed. Cooling of the eastern part of the Indian Ocean results in less convection and less rain. Consequently, we see a longer drought in western Indonesia during the summer and fall. Meanwhile, on the opposite side of the Indian Ocean, the abnormal warming results in enhanced cloud formation, more rain and serious flooding in eastern Africa. Current research has revealed that this IOD effect not only alters weather patterns in the surrounding region, but als