Skip to main content

Padjadjaran Oceanographic and Fisheries Data Centre (POFDC)


Kepentingan akan data Perikanan dan Kelautan sangat beragam, demikian juga dari sisi penggunanya. Mulai dari penelitian mahasiswa hingga penelitian para dosen baik dari dalam dan luar negri, riset dengan tujuan aplikasi, dan juga untuk tujuan komersil memerlukan data awal hasil pengukuran. Kepentingan akan data sendiri digunakan untuk membandingkan, memperkuat dugaan, hingga penelitian lanjutan. Dat ini didapat dari pengambilan dan pengukuran primer (insitu) dan juga data sekunder yang bersifat literatur dan merupakan data jangka panjang (time series).

Pada saat ini data yang bersifat kelautan dan perikanan semakin banyak, namun data tersebut masih sulit dijangkau untuk digunakan dalam riset. Untuk Indonesia sendiri, data hasil pengukuran, kajian, dan juga analisis berada pada instansi-instansi yang sulit untuk diketahui dan juga untuk didapat. Hal ini mengakibatkan peneliti yang melakukan riset harus melakukan kembali penelitian di wilayah yang sama. Sementara data pembanding (hasil penelitian sebelumnya) tidak ditemukan.

Untuk itu, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, membuat suatu wadah (database) yang akan mengumpulkan berbagai data dalam bidang perikanan dan kelautan sehingga data tersebut dapat digunakan oleh semua pihak demi kepentingan penelitian. POFDC (nama yang akan dibuat untuk wadah ini) dimaksudkan sebagai pusat data kelautan dan perikanan dalam bentuk digital yang dapat diakses oleh banyak orang termasuk peneliti yang ingin menggunakan data ini untuk keperluan riset. Tujuan utamanya adalah memperbanyak data untuk keperluan penelitian sehingga hasil yang didapatkan semakin tepat sasaran. Selain itu, contoh yang sangat krusial adalah data yang digunakan untuk menganalisis perubahan iklim haruslah minimal 30 tahun, sehingga mulai dari sekarang, akan dicoba untuk merecord data-data sehingga pada saatnya nanti akan dapat digunakan.

sumber : http://fpik.unpad.ac.id/pofdc



Twelfth Century Pottery Rescued From Ocean Depths In Korea

Comments

Popular posts from this blog

Data Argo Float

Berikut adalah artikel yang saya dapatkan dari http://www.mosaiklautkita.com/ARGO.html yang merupakan tulisan dari Dr.Lamona Barnawis. Cukup bagus untuk tahapan-tahapan dalam mengenal dan mengolah data oseanografi. selamat membaca ============================================== Argo Untuk Menginformasikan Keadaan Lautan dan Iklim Lamona Irmudyawati Bernawis Pelajar S3, Laboratory of Physics and Environmental Modelling Tokyo University of Marine Science and Technology Sejarah singkat Bermula sebagai bagian dari World Ocean Circulation Experiment (WOCE) 1990-1997, Russ Davis dari Scripps University of Oceanography dan Doug Webb dari Webb Research Corporation membangun Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE) untuk mengambil data arus laut di kedalaman 1000m pada seluruh lautan. ALACE ini dipasang pada pengapung (float), yang diatur akan naik ke permukaan laut dalam selang yang teratur agar posisinya dapat diperbaiki melalui satelit. Kemudian disadari bahwa dalam proses naik ke p

Ocean Day

As a result of a United Nations General Assembly resolution passed in December 2008, World Oceans Day is now officially recognized by the UN as June 8th each year. The concept for a “World Ocean Day” was first proposed in 1992 by the Government of Canada at the Earth Summit in Rio de Janeiro, and it had been unofficially celebrated every year since then. Since 2002, The Ocean Project and the World Ocean Network have helped to promote and coordinate World Oceans Day events worldwide. We help coordinate events and activities with aquariums, zoos, museums, conservation organizations, universities, schools, and businesses. Each year an increasing number of countries and organizations have been marking June 8th as an opportunity to celebrate our world ocean and our personal connection to the sea. Together, we also developed and widely circulated a petition to the United Nations urging them to officially recognize World Oceans Day. With help from our Partner organizations, tens of thousands

Indonesian drought, Kenyan flooding

by Chun Knee Tan on July 5, 2008 Keywords: climate systems, drought, El nino, flood, Indian Ocean Dipole, Indonesia, Kenya When a drought occurs in Indonesia, there could be flooding later in Kenya. But what are the linkages between these two disasters? The answer is a phenomenon discovered 10 years ago called Indian Ocean Dipole (IOD). During normal conditions in the Indian Ocean, the sea surface temperature is warmer in the east and cooler in the west. When an Indian Ocean Dipole event occurs, the situation is reversed. Cooling of the eastern part of the Indian Ocean results in less convection and less rain. Consequently, we see a longer drought in western Indonesia during the summer and fall. Meanwhile, on the opposite side of the Indian Ocean, the abnormal warming results in enhanced cloud formation, more rain and serious flooding in eastern Africa. Current research has revealed that this IOD effect not only alters weather patterns in the surrounding region, but als