Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2009

Sekilas tentang Presipitasi

Seorang teman pernah dibuat bingung untuk membedakan antara hujan dengan prespitasi. Sebenarnya kita tidak perlu bingung dengan kedua istilah dalam meteorologi tersebut. Lalu, apa yang dimaksud dengan Presipitasi? Presipitasi dapat diartikan segala bentuk air/liquid yang jatuh ke permukaan bumi yang tentu saja melalui proses meteorologi di dalamnya. Adapun yang termasuk ke dalam kategori ini adalah air hujan, salju, hujan es, dan hujan salju. Presipitasi dibentuk di awan, disaat uap air yang ada di awan tersebut semakin banyak dan membesar dan udara yang naik tidak mampu menahan awan tersebut, maka air tersebut akan berjatuhan ke bumi dengan adanya tarikan gravitasi bumi. Tentu saja presipitasi ini dibutuhkan untuk 'mengisi' kembali air yang ada di bumi ini. tanpa presipitasi ini, maka bumi akan menjadi kering layaknya gurun yang sangat luas. Periode serta jumlah presipitasi akan memberikan efek pada kualitas dan ketinggian air di sebuah esuaria, danau serta sungai. Presipitas

Bumi Lain selain Bumi Kita

INILAH.COM, Jakarta- Para astronom telah menemukan sebuah planet mirip bumi di luar tata surya, membuka kemungkinan bahwa ada kehidupan alien. Sebuah studi baru mendapatkan planet yang mengorbitkan sebuah bintang berjarak 500 tahun cahaya menunjukkan serupa dengan bumi. Dikenal sebagai COROT-7b, obyek itu ditemukan pada bulan Februari tahun ini oleh teleskop ruang angkasa COROT Eropa, yang telah melacak lintasan bintang itu. Obyek itu merupakan planet pertama yang ditemukan di luar tata surya kita dengan struktur solid yang dapat ditempati oleh organisme hidup. Namun karena COROT-7b hanya berjarak 1,6 juta kilometer dari bintang induknya, berarti sekitar 23 kali lebih dekat daripada jarak Merkurius ke Matahari, sebuah jarak yang terlalu panas untuk kehidupan lain di luar bumi. Walaupun demikian, penemuan ini mengasumsikan akan adanya planet yang serupa dan berada dalam orbit yang lebih dingin dan nyaman. Dr Didier Queloz, dari Observatorium Jenewa di Swiss, pemimpin dari penelitia

ARCNESS WInter School-Modelling

Sepekan yang lalu saya mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh Asosiasi meteorologi Australia bekerjasama dengan Climate Change Research Center (CCRC) UNSW Sydney. Acara yang berlangsung selama sepekan penuh itu diperuntukan bagi mahasiswa master dan PhD first year atau peneliti pemula. Adapun topik utama dalam workshop kali ini adalah climate modelling, sebuah topik yang sering terdengar oleh saya namun belum pernah berkecimplung secara langsung dalam bidang tersebut. Sesi workshop ini secara keseluruhan dibagi menjadi dua, yaitu teori di pagi hari dan itu tidak melulu tentang modelling, tapi juga dasar-dasar tentang iklim, meteorologi, ocean, bahkan juga earth system secara keseluruhan. Sedangkan sesi ke dua adalah praktikum di sebuah lab. komputer di UNSW. Kalau bicara peserta memang tidak begitu banyak, hanya sekitar 30-an sudah termasuk peserta interstate, dan yang pentingnya lagi adalah FREE bahkan dibayarkan biaya pesawat return dan akomodasi selama acara. Saya ingin memba

Perubahan Iklim dan Pemimpin

Obama, SBY can carve out a history: Greenpeace Adianto P. Simamora , The Jakarta Post , Jakarta | Sat, 09/12/2009 10:24 PM | World Greenpeace has called on world leaders, particularly US President Barack Obama and Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono, to demonstrate their leadership to avert climate catastrophe. The green group said Southeast Asia was one of the world’s most vulnerable and least prepared regions to cope with the impacts of climate change. The call was made on the sidelines of the 15-day journey of Elephant traversing the vast Central Plains of Thailand, from Khao Yai National Park to the outskirts of Bangkok. The city is the venue for the next two-week round of climate talks, which begin on Sept. 28 – ahead of the year’s most crucial climate meeting in Copenhagen in December. "Likewise, the Asian Elephant, along with almost 20 percent of world's biodiversity in the region, is severely threatened by the relentless deforestation, which in turn m

Data Argo Float

Berikut adalah artikel yang saya dapatkan dari http://www.mosaiklautkita.com/ARGO.html yang merupakan tulisan dari Dr.Lamona Barnawis. Cukup bagus untuk tahapan-tahapan dalam mengenal dan mengolah data oseanografi. selamat membaca ============================================== Argo Untuk Menginformasikan Keadaan Lautan dan Iklim Lamona Irmudyawati Bernawis Pelajar S3, Laboratory of Physics and Environmental Modelling Tokyo University of Marine Science and Technology Sejarah singkat Bermula sebagai bagian dari World Ocean Circulation Experiment (WOCE) 1990-1997, Russ Davis dari Scripps University of Oceanography dan Doug Webb dari Webb Research Corporation membangun Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE) untuk mengambil data arus laut di kedalaman 1000m pada seluruh lautan. ALACE ini dipasang pada pengapung (float), yang diatur akan naik ke permukaan laut dalam selang yang teratur agar posisinya dapat diperbaiki melalui satelit. Kemudian disadari bahwa dalam proses naik ke p

Tempat Terdingin di Bumi

Ditemukan, Tempat Terdingin di Bumi. Danny AK INILAH.COM, Jakarta - Ilmuwan telah mengidentifikasi tempat yang dipercayai sebagai yang paling dingin di dunia. Lokasi yang dikenal dengan nama Ridge A itu terletak 14.000 meter dan berlokasi di dataran tinggi Antartika. Saat musim dingin tempat itu memiliki rata-rata temperatur minus 70 derajat celcius dan sangat terpencil, sehingga diperkirakan belum ada manusia yang ke sana. Sebuah tim ilmuwan dari Amerika dan Australia mengidentifikasi Ridge A dari gambar satelit dan model klimatologi saat mencari lokasi observasi terbaik di dunia. Lokasi tersebut berada di teritorial antartika Australia, hampir 90 mil dari tempat observasi robot yang sudah lebih dulu ada. Will Saunders, kepala studi mencatat bahwa selain suhu yang sangat rendah, lokasi tersebut memiliki kandungan air yang sangat rendah di udara. "Di sana begi