Skip to main content

Posts

Showing posts from 2009

Lima Poin dari Indonesia untuk Iklim Dunia

Presiden Indoensia menjelaskan ada lima hal yang menjadi usulan dan pandangan Indonesia sehingga kesepakatan di Kopenhagen bisa dicapai. Hal tersebut disampaiakan pada pidato sesi pertemuan UNFCCC KTT Iklim dunia di Kopenhagen. Berikut poin-poin pandangan Indonesia tersebut: 1. Target utama adalah membatasi terjadi pemanasan global dengan kenaikan suhu udara tidak lebih dari dua derajat. Untuk mencapai tujuan itu bisa dilakukan dengan melaksanakannya sesuai hal yang ada dengan tanggung jawab masing-masing dan saling menghormati kapabilitas yang dimiliki. 2. Indonesia meminta negara maju untuk memenuhi kewajiban sejarah mereka untuk memperlambat, menghentikan bahkan mencegah pemanasan global. Menurut Presiden SBY, Indonesia percaya komitmen ini merupakan 40 persen dari yang diminta oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), di lain pihak Presiden juga meminta negara industri melakukan hal yang sama. 3. Memiliki pandangan agar mitigasi dan adaptasi serta kerjasama intern

Pesona Hampa Obama di Kopenhagen

INILAH.COM, Kopenhagen - Pesona Presiden AS Barack Obama seolah tak pernah surut. Dalam konferensi perubahan iklim (UNFCCC) di Kopenhagen, Denmark, ia kembali membuktikan diri sebagai pemimpin dunia. "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, semua negara dengan perekonomian terbesar bersatu untuk menerima tanggung jawab mereka dalam mengambil tindakan mengatasi perubahan iklim," tutur Obama dengan bangga ketika konferensi pers di Kopenhagen, Sabtu (19/12). Kebanggaan tampak terpancar jelas dari wajahnya, karena telah menemui para pemimpin India, China, Brasil, dan Afrika Selatan. Mereka telah menyepakati target mitigasi untuk membatasi pemanasan global (global warming) tak lebih dari dua derajat Celcius. Target emisi itu, lanjut Obama, bertujuan untuk mencegah dampak pemanasan global yang bakal dirasakan seluruh dunia pada 2050 jika mereka gagal. Ia juga menyadari bahwa langkah pertama ini pasti bakal sulit. Sebab belum tentu semua negara sepaham dan sejalan. Kesepakatan yang tid

Tepatkah Menyalahkan Karbon?

Rabu, 16 Desember 2009 00:01 WIB ditulis oleh Halmar Halide di harian media indonesia Meskipun sempat diterpa isu skandal climate-gate, konferensi perubahan iklim di Kopenhagen tetap berlangsung. Sebagaimana diketahui, skandal penting tersebut telah menghasilkan beberapa hal, seperti penyelidikan tokoh-tokoh skandal mulai dari kampus di AS dan Inggris (Pennsylvania State University dan University of East Anglia) yang membuat seorang tokoh kunci masalah keikliman Inggris lengser dari jabatannya hingga hearing (dengar pendapat) di Senat AS, 3 Desember 2009 yang menghadirkan seorang penasihat sains Presiden AS Barack Obama. Perhelatan dunia tentang perubahan iklim tersebut rupanya jauh lebih penting daripada sang skandal karena para delegasi dari berbagai negara membahas dua isu penting, yakni (i) pengurangan emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya dan (ii) pemberian dana kompensasi bagi negara-negara miskin untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Pertemuan ini akan

Langkah Indonesia di Kopenhagen

Backwards step for forest deal A proposal aimed at saving the world's tropical forests suffered a setback Sunday, when negotiators at the UN climate talks ditched plans for faster action on the problem because of concerns that rich countries aren't willing to finance it. http://en.cop15.dk/news French President Nicolas Sarkozy and his Indonesian counterpart, Susilo Bambang Yudhoyono, said in a joint statement that they're working hard toward an "ambitious agreement" in Copenhagen. They met Monday in Paris. France is supporting a plan for fighting deforestation at the talks. The issue is important for Indonesia because it is home to 10 percent of the world's forests. A proposal aimed at saving tropical forests — and reducing emissions by doing so — suffered a setback this weekend when climate negotiators dropped plans for faster action on the problem because of financing concerns. (Photo: Scanpix/Reuters) AP/Nanet poulsen 14/12/2009 11:20 Destruction of forest

Pengaruh Sun Spot terhadap Iklim

Jumat, 11 Desember 2009 | 10:17 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Pada 2006 Indonesia dituduh menjadi negara ketiga terbesar pencemar CO di atmosfer sehingga dituding sebagai salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Untuk mengetahui emisi GRK, terutama konsentrasi CO di atmosfer, pada 2006 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional terlibat dalam penelitian. Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lapan merintis pembuatan instrumentasi sistem sampling untuk meneliti konsentrasi CO secara horizontal dan vertikal. Uji coba vertikal dilakukan di Bandung, Jawa Barat, dan Watukosek, Jawa Timur, pada 2006. Penelitian dari Panel Ahli Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) menunjukkan, konsentrasi CO tahun 2004 sebesar 378 ppm dan akan meningkat menjadi 714 ppm. ”Hasil analisis data lapangan menunjukkan, CO tidak berpengaruh signifikan pada pemanasan global. Analisis data menunjukkan, konsentrasi sekitar 400 ppm,” ujar Chunaeni Latief, Msc (61), yang dikukuhkan sebagai profes

Pak Menteri Berusaha Mengangkat Nasib Nelayan

Tiada hari tanpa inovasi! Begitu semangat yang dipegang Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad ketika beliau masih menjabat sebagai Gubernur Gorontalo. Dari provinsi yang tergolong masih belia ini beliau belajar membangun kelautan dan perikanan. Berikut penuturan langsung pengalamannya. Ketika mengawali kedinasan saya sebagai Gubernur Gorontalo, pertama yang saya cari adalah data tentang profil ekonomi masyarakat petani dan nelayan, karena mereka merupakan mayoritas penduduk Gorontalo. Data yang saya peroleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo menunjukkan bahwa saat itu ada sekitar 30.100 Rumah Tangga Perikanan (RTP) yang beranggotakan sekitar 125.000 jiwa (14,79%) dari total penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2002 yaitu 845.166 j iwa. Mereka menggantungkan hidupnya pada ekonomi kelautan dan perikanan. 98.200 jiwa dari mereka berprofesi sebagai nelayan. Struktur sosial ekonomi RTP di Provinsi Gorontalo saat itu masih berbentuk piramida ini mencerminkan betapa t

Indonesia Produsen Ikan terbesar Dunia??

Indonesia the world’s largest fish producer in 2015: Minister Andi Hajramurni , The Jakarta Post , Makassar, South Sulawesi | Wed, 12/09/2009 10:03 PM | Business The government has increased measures to meet its target of catapulting the country to the top fish producer in the world in the coming six years. Maritime Affairs and Fisheries Minister Fadel Muhammad said Wednesday, however, the achievement would require a change in the development program’s orientation from land to marine. Fadel said Indonesia’s abundant fishery and maritime potential should be converted into huge foreign exchange reserves so the sector became the backbone of the country’s economy. “We have projected that the country will emerge as the world’s biggest fish producer in 2015,” Fadel told a ceremony that marked the celebration of Nusantara (archipelago) Day in Makassar. Fadel said the government expected the event to kick-start a new development strategy that relied

Diplomasi Indonesia di Kopenhagen

07 Des 2009 13:25 WIB COP15-Copenhagen: DELRI memperjuangkan BALI ACTION PLAN Siaran Pers Delegasi Republik Indonesia Delegasi RI ke Kopenhagen Memperjuangkan Bali Action Plan Jakarta, 6 Desember 2009. Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim akan berlangsung di Kopenhagen Denmark dari tanggal 7 Desember hingga 18 Desember 2009. Pada Konferensi Para Pihak ke 15 ini Indonesia akan mengirimkan 60 anggota Delegasi RI (Delri) dipimpin oleh Rachmat Witoelar sebagai Ketua Delegasi (Negosiasi) yang juga bertindak sebagai Ketua Juru Bicara Delri. Pada high-level segment tanggal 17-18 Desember Delri akan dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Pengganti (alternate) Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa; Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta serta Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), Rachmat Witoelar. Anggota Delri mewakili para pemangku kepentingan perubahan iklim di Indonesia, termasuk Kementerian dan Lembaga Negara terkai

Agenda Pertemuan Kopenhagen 2009

Paris (ANTARA News/AFP) - Konferensi iklim PBB pada 7 hingga 18 Desember, pada awalnya diajukan sebagai pelengkap perjanjian baru untuk menangani emisi gas rumah kaca dan dampaknya setelah 2012. Kemajuan yang lamban dalam pembicaraan, khususnya oleh para politikus Amerika Serikat, membuat pertemuan tersebut dipandang sebagai cara terbaik untuk membentuk kerangka perjanjian, yang detilnya akan digodog tahun depan. Di bawah ini adalah masalah utama yang dibahas: Pengurangan emisi: Masalah terbesar adalah menghimpun janji untuk mengurangi emisi pada 2020, karena ini dipandang sebagai tahapan penting menuju sasaran tahun 2050, yakni mengurangi separoh polusi karbon tahunan. Pengurangan emisi memerlukan biaya ekonomi, karena berkaitan dengan efesiensi energi dan penggantian teknologi yang lebih bersih. Dalam hal ini, faktor harga menjadi bahasan penting di tengah krisis keuangan global belakangan ini. Negara-negara kaya dituding sebagai penyebab pemanasan global dan dianggap lebih berkepent

China dan Pertemuan Kopenhagen

Nanjing, China (ANTARA News) - Masalah perubahan iklim global tak bisa dipecahkan tanpa kepemimpinan dan tanggung jawab China, kata Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt Senin dalam kapasitasnya sebagai presiden Uni Eropa. "Kita tak bisa memecahkan tantangan iklim untuk umat manusia tanpa kepemimpinan dan tanggung jawab China," kata Reinfeldt setelah pertemuan puncak China-Uni Eropa seperti dilaporkan AFP. "Sejauh ini kami meyakini bahwa upaya global dalam perundingan masalah itu tidak cukup ... masih banyak yang perlu dilakukan," katanya. Pada konferensi pers bersama dengan Reinfeldt, Perdana Menteri China Wen Jiabao berpendapat bahwa ikrar China pekan lalu untuk merendahkan pertumbuhan emisi gas rumah kacanya merupakan `sumbangan besar kepada upaya-upaya global.` "China berada di tempat penting pada konferensi Kopenhagen mendatang. Saya akan hadir mewakili China," katanya. Dia mengharapkan, perundingan yang berlangsung 7-18 Desember di Kopenhagen ber

Tsunami Website

Situs Tunjukkan Cara Hindari Tsunami Donny Andhika ( istimewa ) INILAH.COM, Jakarta- Sebuah website pendidikan telah dioperasikan untuk membantu orang-orang agar siap menghadapi serangan tsunami. Situs itu dikembangkan oleh Institut Oceanografi Wood Hole. Dijuluki dengan petunjuk interaktif yang dapat menyelamatkan hidup anda, situs tersebut juga menampilkan hasil riset sains terakhir yang berhubungan dengan tsunami, serta video dari para korban yang selamat, lengkap dengan wawancara. “Tsunami tidak bisa dicegah atau diperkirakan," kata Lin Jian, pengagas situs. Ia juga seorang ahli geologi Woods Hole yang secara aktif terlibat dalam penelitian tsunami, serta anggota komite nasional AS untuk peringatan tsunami dan kesiagaan. "Orang yang mengetahui tentang tanda-tanda peringatan tsunami dapat menyelamatkan hidup mereka sendiri dan kehidupan orang lain." Tsunami berasal dar

Memahami SST di wilayah Indonesia (part 2)

In the ensuing study, the ocean has a function to stabilise the surface temperature of the Earth due to its ability to organise latent heat and to perform as the dominant source of atmospheric moisture and the spatial distribution of the moisture flux to the atmosphere are controlled by SST as was explained in many text books (e.g. Duxbury et al. , 2002; Tomczak and Godfrey 2003). To take an example, in previous work, Nicholls (1981, 1984) shows that air-sea interaction in Indonesia is related to SST anomalies and it has a strong seasonal relation with Pacific Ocean. The above description gives a clear argument that SST is the principal oceanic parameter for the atmosphere. Next question arises, how does the mechanism generating the SST? The mechanisms that generate and maintain SST within Indonesian seas are consequence of the complex topography and connectivity between the Pacific and the Indian Oceans (Qu et al., 2005). The SSTs across the Indonesian region are importance

Memahami SST di wilayah Indonesia

`How do we Understand Sea surface temperature and rainfall variability in the Indonesian region?’ The Indonesian seas located at the confluence of the Eurasian Plate, the Indo-Australian Plate and the Pacific Plate. The area is comprises shelf in the west part and deep sea in the east part with their spatial characteristics. Moreover, the Indonesian archipelago is also known as the ‘Maritime Continent’ that is composed of more than 17,000 islands (Ramage 1968; Qu et al . 2005, Smith and Sandwell, 1997). Since the early comprehensive review of Pariwono (1986) on Indonesian waters and some papers (Pariwono, et al. , 2005, van Aken, 2005), the subject has not been specifically the combination between ocean and atmospheric phenomenon (e.g. Hendon, 2003; Qu, et al . 2005). This introductory review is a contribution to fill in this gap, but is by no means exhaustive. Furthermore, the essay is intended to overview sea surface temperature and rainfall variability in the Indones

Beda SSTA dengan SST

The sea surface temperature anomaly (SSTA/ deviation from normal ) is the difference between the observed SST and the climatological SST. These anomalies are calculated on a weekly basis. Positive SSTAs are usually correlated with increased regions of convection (cloudiness and rainfall) while negative SSTAs are usually correlated to reduced convection. SSTAs can be used as an indicator of the phase of global climate fluctuations, such as the El Nino/Southern Oscillation (ENSO). S ea Surface Temperature anomalies in degrees Celsius, or "SST anomalies" for short, are how much temperatures depart from what is normal for that time of year. This makes sense; we might say that we had a "warm winter" even though it was still much colder than summer. What we mean is that it was warmer than a normal winter; in our parlance, we would say that it was a "positive anomaly". An unusually cold winter would be a "negative anomaly". For Pacific SST, an anomaly

Spesial Edition: Indonesian Seas

Tentu sangat menggembirakan kalu kita bisa mengetahui lebih dalam lagi perairan Indonesia. Sampai saat ini masih banyak para ahli dan para peneliti berkutat dengan perairan Indonesia yang masih memiliki daya pikat yg luar biasa untuk sains oseanografi dan meteorologi. Berikut adalah link yang dapat dibuka yang didalamnya berisi tentang riset-riset oseanografi yang berlangsung di Indonesia.

Menakar Sektor Perikanan dan Kelautan Indonesia : Peluang dan Tantangan mendatang

Sejak kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid, Indonesia mulai memiliki sebuah departemen dalam pemerintahan yang khusus menangani sektor perikanan dan kelautan Indonesia. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa Negara kita memiliki sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat besar, sehingga akan sangat sayang kalau tidak ada instansi khusus yang menanganinya. Alih-alih dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat, malah dicuri oleh oknum dari negara-negara tetangga. Sehingga tepat bila ada instansi pemerintah yang secara langsung mengelola sumberdaya yang ada tersebut demi kesejahteraan rakyat. Dalam perkembangannya, departemen ini terus berbenah seiring dengan pergantian kepemimpinan nasional yang biasanya dibarengi dengan kepemimpinan di departemen tersebut. Sampai pada akhirnya Fredy Numberi menyelesaikan tugasnya sebagai menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I yang lalu. Apakah sudah teroptimalkan potensi-potensi perikanan dan kelautan

Makanan 'selalu' menjadi permaslaah utama dunia

Food 'bigger issue than climate change' SIMON JENKINS October 12, 2009 - 12:34PM AAP Dealing with the prospect of food shortages in the next 40 years is a bigger problem than climate change, a Senate inquiry has been told. With the world's population expected to reach about 9.2 billion by 2050, coupled with food demand growing at one per cent per annum, the requirement for food will roughly double by mid-century, academic Julian Cribb says. Professor Cribb outlined his concerns to the Senate's select committee on agricultural and related industries during a public hearing into food production in Canberra on Monday. Under current projections, five billion people will face water scarcity by 2050, and Australia won't have enough water to sustain food in 25 years time. Adding to the mix, a quarte

Sekilas tentang Presipitasi

Seorang teman pernah dibuat bingung untuk membedakan antara hujan dengan prespitasi. Sebenarnya kita tidak perlu bingung dengan kedua istilah dalam meteorologi tersebut. Lalu, apa yang dimaksud dengan Presipitasi? Presipitasi dapat diartikan segala bentuk air/liquid yang jatuh ke permukaan bumi yang tentu saja melalui proses meteorologi di dalamnya. Adapun yang termasuk ke dalam kategori ini adalah air hujan, salju, hujan es, dan hujan salju. Presipitasi dibentuk di awan, disaat uap air yang ada di awan tersebut semakin banyak dan membesar dan udara yang naik tidak mampu menahan awan tersebut, maka air tersebut akan berjatuhan ke bumi dengan adanya tarikan gravitasi bumi. Tentu saja presipitasi ini dibutuhkan untuk 'mengisi' kembali air yang ada di bumi ini. tanpa presipitasi ini, maka bumi akan menjadi kering layaknya gurun yang sangat luas. Periode serta jumlah presipitasi akan memberikan efek pada kualitas dan ketinggian air di sebuah esuaria, danau serta sungai. Presipitas

Bumi Lain selain Bumi Kita

INILAH.COM, Jakarta- Para astronom telah menemukan sebuah planet mirip bumi di luar tata surya, membuka kemungkinan bahwa ada kehidupan alien. Sebuah studi baru mendapatkan planet yang mengorbitkan sebuah bintang berjarak 500 tahun cahaya menunjukkan serupa dengan bumi. Dikenal sebagai COROT-7b, obyek itu ditemukan pada bulan Februari tahun ini oleh teleskop ruang angkasa COROT Eropa, yang telah melacak lintasan bintang itu. Obyek itu merupakan planet pertama yang ditemukan di luar tata surya kita dengan struktur solid yang dapat ditempati oleh organisme hidup. Namun karena COROT-7b hanya berjarak 1,6 juta kilometer dari bintang induknya, berarti sekitar 23 kali lebih dekat daripada jarak Merkurius ke Matahari, sebuah jarak yang terlalu panas untuk kehidupan lain di luar bumi. Walaupun demikian, penemuan ini mengasumsikan akan adanya planet yang serupa dan berada dalam orbit yang lebih dingin dan nyaman. Dr Didier Queloz, dari Observatorium Jenewa di Swiss, pemimpin dari penelitia

ARCNESS WInter School-Modelling

Sepekan yang lalu saya mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh Asosiasi meteorologi Australia bekerjasama dengan Climate Change Research Center (CCRC) UNSW Sydney. Acara yang berlangsung selama sepekan penuh itu diperuntukan bagi mahasiswa master dan PhD first year atau peneliti pemula. Adapun topik utama dalam workshop kali ini adalah climate modelling, sebuah topik yang sering terdengar oleh saya namun belum pernah berkecimplung secara langsung dalam bidang tersebut. Sesi workshop ini secara keseluruhan dibagi menjadi dua, yaitu teori di pagi hari dan itu tidak melulu tentang modelling, tapi juga dasar-dasar tentang iklim, meteorologi, ocean, bahkan juga earth system secara keseluruhan. Sedangkan sesi ke dua adalah praktikum di sebuah lab. komputer di UNSW. Kalau bicara peserta memang tidak begitu banyak, hanya sekitar 30-an sudah termasuk peserta interstate, dan yang pentingnya lagi adalah FREE bahkan dibayarkan biaya pesawat return dan akomodasi selama acara. Saya ingin memba

Perubahan Iklim dan Pemimpin

Obama, SBY can carve out a history: Greenpeace Adianto P. Simamora , The Jakarta Post , Jakarta | Sat, 09/12/2009 10:24 PM | World Greenpeace has called on world leaders, particularly US President Barack Obama and Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono, to demonstrate their leadership to avert climate catastrophe. The green group said Southeast Asia was one of the world’s most vulnerable and least prepared regions to cope with the impacts of climate change. The call was made on the sidelines of the 15-day journey of Elephant traversing the vast Central Plains of Thailand, from Khao Yai National Park to the outskirts of Bangkok. The city is the venue for the next two-week round of climate talks, which begin on Sept. 28 – ahead of the year’s most crucial climate meeting in Copenhagen in December. "Likewise, the Asian Elephant, along with almost 20 percent of world's biodiversity in the region, is severely threatened by the relentless deforestation, which in turn m

Data Argo Float

Berikut adalah artikel yang saya dapatkan dari http://www.mosaiklautkita.com/ARGO.html yang merupakan tulisan dari Dr.Lamona Barnawis. Cukup bagus untuk tahapan-tahapan dalam mengenal dan mengolah data oseanografi. selamat membaca ============================================== Argo Untuk Menginformasikan Keadaan Lautan dan Iklim Lamona Irmudyawati Bernawis Pelajar S3, Laboratory of Physics and Environmental Modelling Tokyo University of Marine Science and Technology Sejarah singkat Bermula sebagai bagian dari World Ocean Circulation Experiment (WOCE) 1990-1997, Russ Davis dari Scripps University of Oceanography dan Doug Webb dari Webb Research Corporation membangun Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE) untuk mengambil data arus laut di kedalaman 1000m pada seluruh lautan. ALACE ini dipasang pada pengapung (float), yang diatur akan naik ke permukaan laut dalam selang yang teratur agar posisinya dapat diperbaiki melalui satelit. Kemudian disadari bahwa dalam proses naik ke p

Tempat Terdingin di Bumi

Ditemukan, Tempat Terdingin di Bumi. Danny AK INILAH.COM, Jakarta - Ilmuwan telah mengidentifikasi tempat yang dipercayai sebagai yang paling dingin di dunia. Lokasi yang dikenal dengan nama Ridge A itu terletak 14.000 meter dan berlokasi di dataran tinggi Antartika. Saat musim dingin tempat itu memiliki rata-rata temperatur minus 70 derajat celcius dan sangat terpencil, sehingga diperkirakan belum ada manusia yang ke sana. Sebuah tim ilmuwan dari Amerika dan Australia mengidentifikasi Ridge A dari gambar satelit dan model klimatologi saat mencari lokasi observasi terbaik di dunia. Lokasi tersebut berada di teritorial antartika Australia, hampir 90 mil dari tempat observasi robot yang sudah lebih dulu ada. Will Saunders, kepala studi mencatat bahwa selain suhu yang sangat rendah, lokasi tersebut memiliki kandungan air yang sangat rendah di udara. "Di sana begi

Sea Floor

1. Dasar lautan mempunyai karakteristik layaknya di daratan yang mempunyai dataran rendah, bukit, gunung dan jurang. 2. 1. Jurang/palung terdalam dinamakan Mariana Trench yang berada di perairan timur Filipina dengan titik terdalamnya mencapai 11.033 meter dan dinamakan “the challenger deep”. Kedalaman palung ini melebihi ketinggian Puncak Everest yang “hanya” berketinggian 8,000 meter lebih. 3. 2. The Mid Ocean Ridge : merupakan rangkaian pegunungan di dasar lautan yang juga merupakan terpanjang di Bumi. Panjangnya mencapai 50.000 km dengan titik puncak ketinggiannya tidak lebih dari 2.500 m di bawah permukaan laut. Pada beberapa daerah, puncak dari rangkaian gunung bawah laut ini ada yang melebihi permukaan laut, contohnya adalah: Iceland. 4. 3. Seamonts : merupakan gunung aktif di bawah laut. Gunung yang bagian atasnya datar (tidak berpuncak) dinamakan “guyot” sementara gunung yang berpuncak dinamakan “seapeaks”

Fakta Samudera Dunia

1. Samudera Antartik merupakan 'kepanjangan' bagian selatan dari samudera Pasifik, Atlantik dan Hindia. Sejak tahun 2000 Organisasi Hidrografi International memutuskan perairan yang mengelilingi Antartika dengan Samudera Selatan/Antartik. 2. Samudera Pasifik merupakan samudera terluas sebesar 166 juta km2, hal ini setara dua kali ukuran Samudera Atlantik. Selain itu, samudera ini mempunyai kedalaman rata-rata 4000 m yang menjadikannya sebagai samudera terdalam di dunia. Julukan lainnya adalah Lautan Teduh yang diambil dari kata spanyol 'pacifico' artinya teduh/damai. 3. Samudera Atlantik mempunyai luas 84 juta km2 sebagai samudera terluas kedua setelah Pasifik. Samudera ini juga menghubungkan laut-laut penting dunia lainnya seperti laut Baltik, Laut Hitam, Laut Karibia, Laut Mediterania, Teluk Meksiko, Laut Lablador, Selat Denmark dan Laut Norwegia. 4. Samudera Hindia mempunyai total luas 73 juta km2 yang membatasi Asia, Afrika dan Oseania. Pusat-pusat kebudayaan d

Fakta-fakta di laut sekitar kita

Beberapa postingan yang akan datang, saya akan sampaikan beberapa fakta yang terkait dengan lautan dan lingkungan sekitarnya. Untuk edisi pertama ini adalah Fakta Planet Biru : 1. Bumi adalah satu-satunya planet dalam tata surya kita yang memiliki oksigen dan air yang cukup untuk kehidupan. Namun dalam sejarahnya, pada awalnya Bumi hanya memiliki hidrogen dan helium. 2. Bumi memiliki lautan seluas hampir 363 juta kilometer persegi. Walaupun sebetulnya hanya ada satu lautan di bumi ini, namun lautan tersebut dipisahkan menjadi empat samudera utama. 3. Empat samudera utamanya antara lain Pasifik, Atlantik, Hindia dan Arctic yang berada di sekitar kutub utara dan diselimuti es. 4. Belakangan samudera antartika masuk ke dalam samudera penting di bumi yang berada di selatan bumi, sehingga dikenal dengan nama Samudera Selatan dan berada disekitar kutub selatan.

Perubahan Iklim (lagi)

Dewan Perubahan Iklim Menyongsong Kopenhagen OLEH: ALAN F KOROPITAN dalam Harian Sinar Harapan 12 Juni 2009 Tak terasa, dengan hadirnya PP No 46 Tahun 2008, Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) akan berusia satu tahun pada 4 Juli 2009. Salah satu tugas DNPI adalah memperkuat posisi Indonesia untuk mendorong negara-negara industri bertanggung jawab dalam pengendalian perubahan iklim. Namun, aksi nyata DNPI belum terlihat sampai saat ini. Pembentukan kelompok kerja (pokja) pada kenyataannya belum rampung sepenuhnya, padahal pokja ini akan membantu DNPI yang diketuai Presiden RI dan beranggotakan pejabat negara yang notabene sangat sibuk. Pokja juga merupakan wadah yang menampung para pakar dan aktivis lingkungan serta merupakan ujung tombak dalam persiapan dan perumusan masalah iklim. Di lain pihak, hampir seluruh negara sedang mempersiapkan strategi negosiasi tentang perubahan iklim, menjelang pertemuan Kopenhagen pada Desember 2009. Pertemuan Kopenhagen sangat penting dalam mencapai k