Skip to main content

Fakta Samudera Dunia


1. Samudera Antartik merupakan 'kepanjangan' bagian selatan dari samudera Pasifik, Atlantik dan Hindia. Sejak tahun 2000 Organisasi Hidrografi International memutuskan perairan yang mengelilingi Antartika dengan Samudera Selatan/Antartik.

2. Samudera Pasifik merupakan samudera terluas sebesar 166 juta km2, hal ini setara dua kali ukuran Samudera Atlantik. Selain itu, samudera ini mempunyai kedalaman rata-rata 4000 m yang menjadikannya sebagai samudera terdalam di dunia. Julukan lainnya adalah Lautan Teduh yang diambil dari kata spanyol 'pacifico' artinya teduh/damai.

3. Samudera Atlantik mempunyai luas 84 juta km2 sebagai samudera terluas kedua setelah Pasifik. Samudera ini juga menghubungkan laut-laut penting dunia lainnya seperti laut Baltik, Laut Hitam, Laut Karibia, Laut Mediterania, Teluk Meksiko, Laut Lablador, Selat Denmark dan Laut Norwegia.

4. Samudera Hindia mempunyai total luas 73 juta km2 yang membatasi Asia, Afrika dan Oseania. Pusat-pusat kebudayaan dunia dimulai dekat dengan samudera ini, seperti Mesopotamia, Mesir, Hindus serta Indonesia.

5. Samudera Artik mempunyai luas 14 juta km2 dan merupakan samudera tersempit diantara samudera lainnya. Selain itu samudera ini dikenal juga dengan kedalamannya yang dangkal sekitar yang bahkan tidak sampai setengah kedalaman Pasifik. Titik terdalam di Artik ditemukan hanya mencapai 5450 meter.

Comments

Popular posts from this blog

Data Argo Float

Berikut adalah artikel yang saya dapatkan dari http://www.mosaiklautkita.com/ARGO.html yang merupakan tulisan dari Dr.Lamona Barnawis. Cukup bagus untuk tahapan-tahapan dalam mengenal dan mengolah data oseanografi. selamat membaca ============================================== Argo Untuk Menginformasikan Keadaan Lautan dan Iklim Lamona Irmudyawati Bernawis Pelajar S3, Laboratory of Physics and Environmental Modelling Tokyo University of Marine Science and Technology Sejarah singkat Bermula sebagai bagian dari World Ocean Circulation Experiment (WOCE) 1990-1997, Russ Davis dari Scripps University of Oceanography dan Doug Webb dari Webb Research Corporation membangun Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE) untuk mengambil data arus laut di kedalaman 1000m pada seluruh lautan. ALACE ini dipasang pada pengapung (float), yang diatur akan naik ke permukaan laut dalam selang yang teratur agar posisinya dapat diperbaiki melalui satelit. Kemudian disadari bahwa dalam proses naik ke p

Ocean Day

As a result of a United Nations General Assembly resolution passed in December 2008, World Oceans Day is now officially recognized by the UN as June 8th each year. The concept for a “World Ocean Day” was first proposed in 1992 by the Government of Canada at the Earth Summit in Rio de Janeiro, and it had been unofficially celebrated every year since then. Since 2002, The Ocean Project and the World Ocean Network have helped to promote and coordinate World Oceans Day events worldwide. We help coordinate events and activities with aquariums, zoos, museums, conservation organizations, universities, schools, and businesses. Each year an increasing number of countries and organizations have been marking June 8th as an opportunity to celebrate our world ocean and our personal connection to the sea. Together, we also developed and widely circulated a petition to the United Nations urging them to officially recognize World Oceans Day. With help from our Partner organizations, tens of thousands

Indonesian drought, Kenyan flooding

by Chun Knee Tan on July 5, 2008 Keywords: climate systems, drought, El nino, flood, Indian Ocean Dipole, Indonesia, Kenya When a drought occurs in Indonesia, there could be flooding later in Kenya. But what are the linkages between these two disasters? The answer is a phenomenon discovered 10 years ago called Indian Ocean Dipole (IOD). During normal conditions in the Indian Ocean, the sea surface temperature is warmer in the east and cooler in the west. When an Indian Ocean Dipole event occurs, the situation is reversed. Cooling of the eastern part of the Indian Ocean results in less convection and less rain. Consequently, we see a longer drought in western Indonesia during the summer and fall. Meanwhile, on the opposite side of the Indian Ocean, the abnormal warming results in enhanced cloud formation, more rain and serious flooding in eastern Africa. Current research has revealed that this IOD effect not only alters weather patterns in the surrounding region, but als