Skip to main content

Akses Internet Kampus Indonesia versio WEbometric


Webometrics telah mengeluarkan rangking universitas dunia untuk versi Juli 2008 pada tanggal 24 Juli kemarin. Universitas di Indonesia yang berhasil masuk ke dalam best 5000 bertambah menjadi 23 universitas (sebelumnya 17 pada Webometrics versi Januari 2008). Saya pikir suatu kemajuan dan pencapaian yang meskipun pelan, tapi harus kita apresiasi bersama ;) Yang cukup menarik dari Webometrics Juli 2008 ini adalah rangking Universitas Indonesia (UI) naik tajam menjadi 1291 (sebelumnya 1998). Kemudian Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang Juli 2008 ini boleh dikatakan debutan baru, melejit cukup tajam di urutan 2035, menggusur Universitas Petra dan IPB yang selama ini setia menemani UGM, ITB dan UI. Setelah bahasan tentang Branding University, kita coba analisa Webometrics Juli 2008 ini yuk!

UPI melejit karena mendapatkan keuntungan dari bobot parameter Visibility yang mencapai 50% dari total nilai parameter Webometrics. Ini menutup kekurangan nilai parameter Rich Files dan Scholar yang masih agak rendah (rangking 5676 dan 4922), karena efek kebijakan menutup akses publik terhadap file-file dan publikasi ilmiah UPI. Saya yakin sahabat-sahabat saya di UPInet yang dipimpin dosen militan seperti pak Munir bisa memahami kegelisahan yang sempat saya ungkapkan pada saat penjurian INAICTA 2008 beberapa waktu lalu di UPI. Mohon maaf kalau diskusi masalah open content dan open publication kemarin jadi agak memanas pak :) Saya ingin UPI yang menjadi lokomotif kampus pendidikan di Indonesia berdiri paling depan dan meng-inspirasi “Universitas tapi IKIP” di berbagai wilayah Indonesia lain untuk tampil di level internasional.

Kita juga harus acungi jempol untuk kegigihan Universitas Kristen Petra, karena rangking Scholar-nya melejit di urutan 303 dunia (sebelumnya 582). Rangking 303 dunia adalah rangking tertinggi selama ini untuk Indonesia, karena belum pernah ada universitas di Indonesia yang mencapai itu. Dan otomatis, kedudukan 303 dunia ini mendongkel posisi ITB yang selama ini selalu menjadi terbaik untuk nilai Scholar dari universitas di Indonesia. Menurut saya, parameter Scholar dan Rich Files, meskipun hanya memiliki bobot total 30% secara metodologi Webometrics, tapi jujur saja keduanya adalah parameter sebenarnya dari penilaian kualitas sebuah universitas. Keduanya mengarah ke kuantitas publikasi paper dari para dosennya, dan seberapa jauh universitas meng-open content-kan berbagai dokumen ilmiahnya.

Welcome to the jungle untuk Universitas Diponegoro, Universitas Budi Luhur, Universitas Sumatera Utara, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Sebelas Maret yang masuk ke jalur kompetisi 5000 besar Webometrics. Mudah-mudahan tetap istiqomah untuk meningkatkan rangking universitas masing-masing ;)

Universitas lain yang ada di status quo alias tanpa pergerakan ranking yang berarti ;) harus mulai berbenah dengan menganalisa parameter nilai yang masih rendah. ITS, STT Telkom, Binus, Unpad dan Unpar perlu lebih kerja keras lagi di parameter Rich Files dan Scholar. Sedangkan IPB, Gundar, dan PENS ITS juga perlu membenahi parameter Size dan Visibility. Lakukan lebih banyak branding di dunia maya, perkuat community building, perbaiki struktur direktori situs dan URL supaya lebih search engine-friendly, dan bila memungkinkan gunakan berbagai teknik SEO yang halalan toyiban. Hati-hati, Webometrics akan memberikan “hukuman” pada edisi mendatang (Januari 2009) terhadap kampus-kampus yang menggunakan cara-cara haram dalam meningkatkan backlink dengan menggunakan link farm atau paid backlink.

Daftar lengkap rangking Webometrics Juli 2008 untuk Universitas di Indonesia seperti gambar di bawah.

sumber : www.upi.edu

Comments

yaufani adam said…
assalaamu'alaikum pak awaluddin..
alhamdulillah web universitas kami(www.umy.ac.id) jg masuk peringkat 6000 besar :D

tapi, kami sendiripun sebenernya ga tau kenapa bisa masuk peringkat tersebut ... mudah2an besok bisa kami tingkatkan lagi

yang jadi pertanyaan saya,sebenarnya apa sih pak kentungan sebuah universitas jika masuk dalam peringkat yang bagus di webometric?

terimakasih ya pak, salam kenal :)

Popular posts from this blog

Data Argo Float

Berikut adalah artikel yang saya dapatkan dari http://www.mosaiklautkita.com/ARGO.html yang merupakan tulisan dari Dr.Lamona Barnawis. Cukup bagus untuk tahapan-tahapan dalam mengenal dan mengolah data oseanografi. selamat membaca ============================================== Argo Untuk Menginformasikan Keadaan Lautan dan Iklim Lamona Irmudyawati Bernawis Pelajar S3, Laboratory of Physics and Environmental Modelling Tokyo University of Marine Science and Technology Sejarah singkat Bermula sebagai bagian dari World Ocean Circulation Experiment (WOCE) 1990-1997, Russ Davis dari Scripps University of Oceanography dan Doug Webb dari Webb Research Corporation membangun Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE) untuk mengambil data arus laut di kedalaman 1000m pada seluruh lautan. ALACE ini dipasang pada pengapung (float), yang diatur akan naik ke permukaan laut dalam selang yang teratur agar posisinya dapat diperbaiki melalui satelit. Kemudian disadari bahwa dalam proses naik ke p

Ocean Day

As a result of a United Nations General Assembly resolution passed in December 2008, World Oceans Day is now officially recognized by the UN as June 8th each year. The concept for a “World Ocean Day” was first proposed in 1992 by the Government of Canada at the Earth Summit in Rio de Janeiro, and it had been unofficially celebrated every year since then. Since 2002, The Ocean Project and the World Ocean Network have helped to promote and coordinate World Oceans Day events worldwide. We help coordinate events and activities with aquariums, zoos, museums, conservation organizations, universities, schools, and businesses. Each year an increasing number of countries and organizations have been marking June 8th as an opportunity to celebrate our world ocean and our personal connection to the sea. Together, we also developed and widely circulated a petition to the United Nations urging them to officially recognize World Oceans Day. With help from our Partner organizations, tens of thousands

Indonesian drought, Kenyan flooding

by Chun Knee Tan on July 5, 2008 Keywords: climate systems, drought, El nino, flood, Indian Ocean Dipole, Indonesia, Kenya When a drought occurs in Indonesia, there could be flooding later in Kenya. But what are the linkages between these two disasters? The answer is a phenomenon discovered 10 years ago called Indian Ocean Dipole (IOD). During normal conditions in the Indian Ocean, the sea surface temperature is warmer in the east and cooler in the west. When an Indian Ocean Dipole event occurs, the situation is reversed. Cooling of the eastern part of the Indian Ocean results in less convection and less rain. Consequently, we see a longer drought in western Indonesia during the summer and fall. Meanwhile, on the opposite side of the Indian Ocean, the abnormal warming results in enhanced cloud formation, more rain and serious flooding in eastern Africa. Current research has revealed that this IOD effect not only alters weather patterns in the surrounding region, but als