Skip to main content

Menakar Sektor Perikanan dan Kelautan Indonesia : Peluang dan Tantangan mendatang

Sejak kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid, Indonesia mulai memiliki sebuah departemen dalam pemerintahan yang khusus menangani sektor perikanan dan kelautan Indonesia. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa Negara kita memiliki sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat besar, sehingga akan sangat sayang kalau tidak ada instansi khusus yang menanganinya. Alih-alih dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat, malah dicuri oleh oknum dari negara-negara tetangga. Sehingga tepat bila ada instansi pemerintah yang secara langsung mengelola sumberdaya yang ada tersebut demi kesejahteraan rakyat.

Dalam perkembangannya, departemen ini terus berbenah seiring dengan pergantian kepemimpinan nasional yang biasanya dibarengi dengan kepemimpinan di departemen tersebut. Sampai pada akhirnya Fredy Numberi menyelesaikan tugasnya sebagai menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I yang lalu. Apakah sudah teroptimalkan potensi-potensi perikanan dan kelautan pada periode tersebut, ataukah masih banyak pekerjaan rumah yang ditinggalkan? Mari kita coba lihat prestasi dan evaluasi hasil kerja mantan Gubernur Papua tersebut.

Pertama, masalah pencurian ikan oleh nelayan-nelayan asing. Kalau kita merujuk jumlah kerugian yang diderita oleh Negara akibat praktek pencurian ini ternyata mencapai US$ 4 milliar per tahun setara dengan Rp. 30 trilyun per tahun. Tentu saja jumlah itu bukan jumlah yg sedikit bila dibandingkan dengan kontribusi sektor perikanan yang tidak samapai Rp.500 milyar pertahun ke kas negara. Aktivitas pencurian ini sudah sangat-sangat merugikan dan meresahkan pemerintah dan nelayan kita yang masih kesulitan untuk mendapatkan ikan. Adapun daerah-daerah favorit para pencuri itu antara lain sekitar Laut Cina Selatan, Selat Malaka, Papua, Laut Sulawesi, dan kepulauan Natuna.

Boleh jadi pada awal kepemimpinan Freddy Numberi menumbuhkan harapan akan keamanan di laut khususnya pencurian ikan ini dapat tertuntaskan dikarenakan melihat latar belakang beliau yang purnawirawan angkatan laut. Boleh jadi pula harapan itu tinggal harapan tanpa banyak hasil yang diperoleh. Memang selama kepemimpinannya marak ditangkap para pencuri ikan illegal tersebut baik oleh DKP melalui Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP) sendiri maupun oleh TNI AL. Beberapa diantaranya sempat diadili dan dihukum serta kapal para pencuri tersebut adapula yang ditenggelamkan. Tapi apakah itu sudah cukup? Ternyata praktek illegal itu masih kerap terjadi di beberapa wilayah zona ekonomi eksklusif Indonesia. (continued…)

Comments

Popular posts from this blog

Data Argo Float

Berikut adalah artikel yang saya dapatkan dari http://www.mosaiklautkita.com/ARGO.html yang merupakan tulisan dari Dr.Lamona Barnawis. Cukup bagus untuk tahapan-tahapan dalam mengenal dan mengolah data oseanografi. selamat membaca ============================================== Argo Untuk Menginformasikan Keadaan Lautan dan Iklim Lamona Irmudyawati Bernawis Pelajar S3, Laboratory of Physics and Environmental Modelling Tokyo University of Marine Science and Technology Sejarah singkat Bermula sebagai bagian dari World Ocean Circulation Experiment (WOCE) 1990-1997, Russ Davis dari Scripps University of Oceanography dan Doug Webb dari Webb Research Corporation membangun Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE) untuk mengambil data arus laut di kedalaman 1000m pada seluruh lautan. ALACE ini dipasang pada pengapung (float), yang diatur akan naik ke permukaan laut dalam selang yang teratur agar posisinya dapat diperbaiki melalui satelit. Kemudian disadari bahwa dalam proses naik ke p

Ocean Day

As a result of a United Nations General Assembly resolution passed in December 2008, World Oceans Day is now officially recognized by the UN as June 8th each year. The concept for a “World Ocean Day” was first proposed in 1992 by the Government of Canada at the Earth Summit in Rio de Janeiro, and it had been unofficially celebrated every year since then. Since 2002, The Ocean Project and the World Ocean Network have helped to promote and coordinate World Oceans Day events worldwide. We help coordinate events and activities with aquariums, zoos, museums, conservation organizations, universities, schools, and businesses. Each year an increasing number of countries and organizations have been marking June 8th as an opportunity to celebrate our world ocean and our personal connection to the sea. Together, we also developed and widely circulated a petition to the United Nations urging them to officially recognize World Oceans Day. With help from our Partner organizations, tens of thousands

Indonesian drought, Kenyan flooding

by Chun Knee Tan on July 5, 2008 Keywords: climate systems, drought, El nino, flood, Indian Ocean Dipole, Indonesia, Kenya When a drought occurs in Indonesia, there could be flooding later in Kenya. But what are the linkages between these two disasters? The answer is a phenomenon discovered 10 years ago called Indian Ocean Dipole (IOD). During normal conditions in the Indian Ocean, the sea surface temperature is warmer in the east and cooler in the west. When an Indian Ocean Dipole event occurs, the situation is reversed. Cooling of the eastern part of the Indian Ocean results in less convection and less rain. Consequently, we see a longer drought in western Indonesia during the summer and fall. Meanwhile, on the opposite side of the Indian Ocean, the abnormal warming results in enhanced cloud formation, more rain and serious flooding in eastern Africa. Current research has revealed that this IOD effect not only alters weather patterns in the surrounding region, but als