Skip to main content

Pesisir Mengharap Perhatian Gubernur Baru

Apabila mencermati perkembangan perpolitikan di daerah Jawa Barat belakangan ini, kita akan dihadapkan pada persaingan memperebutkan kursi NO.1 di Gedung Sate. Ada tiga kandidat yang lengkap dengan akronim masing masing, ada Da'i, Aman, dan Hade. Akronim yang belakangan menjadi sering terdengar di telinga warga Jawa Barat. Sejujurnya saya yang notabene warga Jawa Barat termasuk salah satu yang antusias menyambut pilbup ini walaupun hanya sebatas simpatisan saja.

Beragam janji kampanye pun ditiupkan olah para calon tersebut ke seluruh penjuru Jawa Barat, mulai dari desa hingga kota, mulai dari gunung sampai ke pantai, mulai dari gang sempit hingga ke tengah pusat perbelanjaan. Tak banyak memang yg mereka umbar, hanya satu kata yang menjadi benang merah dari mereka, Ingin mewujudkan Jawa Barat menjadi lebih baik lagi dan menjadi provinsi termaju. tentu saja termaju ini bisa diartikan dalam berbagai versi.

Saat pencoblosan pun tiba, dan berbagai versi hitung cepat sedang nge-tren turut serta dalam setiap pilkada, termasuk di jawa barat. HAsil sementara ternyata menunjukkan keunggulan 'sementara' bagi cagub HADE. Entah janji seperti apa yang mereka sampaikan, yang jelas rakyat Jawa BArat telah menentukan pilihannya (walopun masih hitungan sementara) untuk memimpin rakyat Priangan.

Terkait dengan kondisi pesisir Jawa Barat ternyata tidak jauh berbeda dengan kondisi pesisir di daerah lainnya yang masih akrab dengan nelayan dan petani serta keterbelakangan belum lagi masalah pencemaran pesisir yang cukup tinggi. Sedikit menyinggung pencemaran di pesisir DKI jakarta saja, ternyata pencemarannya sudah mencapai kepulauan Seribu.

Ada dua pesisir yang dimiliki Jawa Barat, Utara dan Selatan. tentu saja masyarakat di kedua wilayah tersebut turut terlibat dalam pilkada yang baru lalu. Ada suara-suara serta harapan dari mereka kepada Gubernur yang baru nantinya untuk lebih memperhatikan permasalahan-permasalahan tersebut di atas. PErhatian yang selama ini hanya mungkin banyak diterima oleh orang-orang yang ada di perkotaan saja, ditengah minimnya pendapatan nelayan saat musim barat, atau saat pasang tinggi. Belum lagi rendahnya harga ikan mereka saat musim timur, lengkap dengan cekikan dari para tengkulak.

Wah ternyata banyak juga ya...PR bagi calon gubernur terpilih nantinya. semoga saja harapan tidak sekedar harapan tapi dapat terealisasikan oleh pemerintahan yang baru nantinya. semoga

Comments

Popular posts from this blog

Data Argo Float

Berikut adalah artikel yang saya dapatkan dari http://www.mosaiklautkita.com/ARGO.html yang merupakan tulisan dari Dr.Lamona Barnawis. Cukup bagus untuk tahapan-tahapan dalam mengenal dan mengolah data oseanografi. selamat membaca ============================================== Argo Untuk Menginformasikan Keadaan Lautan dan Iklim Lamona Irmudyawati Bernawis Pelajar S3, Laboratory of Physics and Environmental Modelling Tokyo University of Marine Science and Technology Sejarah singkat Bermula sebagai bagian dari World Ocean Circulation Experiment (WOCE) 1990-1997, Russ Davis dari Scripps University of Oceanography dan Doug Webb dari Webb Research Corporation membangun Autonomous Lagrangian Circulation Explorer (ALACE) untuk mengambil data arus laut di kedalaman 1000m pada seluruh lautan. ALACE ini dipasang pada pengapung (float), yang diatur akan naik ke permukaan laut dalam selang yang teratur agar posisinya dapat diperbaiki melalui satelit. Kemudian disadari bahwa dalam proses naik ke p

Ocean Day

As a result of a United Nations General Assembly resolution passed in December 2008, World Oceans Day is now officially recognized by the UN as June 8th each year. The concept for a “World Ocean Day” was first proposed in 1992 by the Government of Canada at the Earth Summit in Rio de Janeiro, and it had been unofficially celebrated every year since then. Since 2002, The Ocean Project and the World Ocean Network have helped to promote and coordinate World Oceans Day events worldwide. We help coordinate events and activities with aquariums, zoos, museums, conservation organizations, universities, schools, and businesses. Each year an increasing number of countries and organizations have been marking June 8th as an opportunity to celebrate our world ocean and our personal connection to the sea. Together, we also developed and widely circulated a petition to the United Nations urging them to officially recognize World Oceans Day. With help from our Partner organizations, tens of thousands

Indonesian drought, Kenyan flooding

by Chun Knee Tan on July 5, 2008 Keywords: climate systems, drought, El nino, flood, Indian Ocean Dipole, Indonesia, Kenya When a drought occurs in Indonesia, there could be flooding later in Kenya. But what are the linkages between these two disasters? The answer is a phenomenon discovered 10 years ago called Indian Ocean Dipole (IOD). During normal conditions in the Indian Ocean, the sea surface temperature is warmer in the east and cooler in the west. When an Indian Ocean Dipole event occurs, the situation is reversed. Cooling of the eastern part of the Indian Ocean results in less convection and less rain. Consequently, we see a longer drought in western Indonesia during the summer and fall. Meanwhile, on the opposite side of the Indian Ocean, the abnormal warming results in enhanced cloud formation, more rain and serious flooding in eastern Africa. Current research has revealed that this IOD effect not only alters weather patterns in the surrounding region, but als