Boleh jadi kita telah lama mengenal yang namanya fenomena El-NinO dan La-Nina. kedua fenomena tersebut sangat erat kaitannya dengan samudera Pasifik. Lalu bagaimana dengan sammudera Hindia?? yang secara nyata memang mengapit nusantara kita. ternyata ada satu fenomena lautan yang juga tidak kalah pentingnya bagi iklim global, yaitu Indian Ocean Dipole.
Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi iklim global, hal ini sesuai dengan penelitian para ahli iklim dunia. Namun secara kuantitatif, pemahaman tentang mekanisme terjadinya fenomena tersebut belum banyak diketahui, terutama terkait dengan suhu permukaan laut (SPL) yang menjadi pemicunya.
Fase positif dari IOD ini dicirikan oleh suhu yang rendah atau dingin dari SPL di bagian timur samudera Hindia dan hangatnya atau tingginya SPL di bagian barat Samudera Hindia tersebut. Perbedaan yang besar dari SPL ini muncul di dekat Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan perbedaan rata-rata sekitar -3 oC.
Mengapa dinamika lautan terhadap IOD ini begitu penting? berdasarkan data satelit diperoleh bahwa dinamika lautan memiliki peran penting bagi fenomena IOD ini. Sebagai permisalan, pada tahun 1994 dan 1997 terjadi IOD positif dengan SPL yang rendah (<-1 oC) dan melebar sepanjang ekuator , sementara itu konsentrasi klorofil menunjukkan tanda penurunan suhu menjadi dingin yang berasal dari bawah permukaan laut pada daerah perairan lepas pantai Jawa an Sumatera. Sedangkan penyebaran penurunan suhu permukaan tersebut tidak ditemukan pada tahun-tahun yang tidak mengalami IOD. Sangat menarik untuk dilakukan berbagai kajian tentang fenomena ini, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Sebuah tantangan yang harus bisa diurai dan kita temukan solusinya.
Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi iklim global, hal ini sesuai dengan penelitian para ahli iklim dunia. Namun secara kuantitatif, pemahaman tentang mekanisme terjadinya fenomena tersebut belum banyak diketahui, terutama terkait dengan suhu permukaan laut (SPL) yang menjadi pemicunya.
Fase positif dari IOD ini dicirikan oleh suhu yang rendah atau dingin dari SPL di bagian timur samudera Hindia dan hangatnya atau tingginya SPL di bagian barat Samudera Hindia tersebut. Perbedaan yang besar dari SPL ini muncul di dekat Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan perbedaan rata-rata sekitar -3 oC.
Mengapa dinamika lautan terhadap IOD ini begitu penting? berdasarkan data satelit diperoleh bahwa dinamika lautan memiliki peran penting bagi fenomena IOD ini. Sebagai permisalan, pada tahun 1994 dan 1997 terjadi IOD positif dengan SPL yang rendah (<-1 oC) dan melebar sepanjang ekuator , sementara itu konsentrasi klorofil menunjukkan tanda penurunan suhu menjadi dingin yang berasal dari bawah permukaan laut pada daerah perairan lepas pantai Jawa an Sumatera. Sedangkan penyebaran penurunan suhu permukaan tersebut tidak ditemukan pada tahun-tahun yang tidak mengalami IOD. Sangat menarik untuk dilakukan berbagai kajian tentang fenomena ini, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Sebuah tantangan yang harus bisa diurai dan kita temukan solusinya.
Comments