Presiden Indoensia menjelaskan ada lima hal yang menjadi usulan dan pandangan Indonesia sehingga kesepakatan di Kopenhagen bisa dicapai. Hal tersebut disampaiakan pada pidato sesi pertemuan UNFCCC KTT Iklim dunia di Kopenhagen. Berikut poin-poin pandangan Indonesia tersebut:
1. Target utama adalah membatasi terjadi pemanasan global dengan kenaikan suhu udara tidak lebih dari dua derajat. Untuk mencapai tujuan itu bisa dilakukan dengan melaksanakannya sesuai hal yang ada dengan tanggung jawab masing-masing dan saling menghormati kapabilitas yang dimiliki.
2. Indonesia meminta negara maju untuk memenuhi kewajiban sejarah mereka untuk memperlambat, menghentikan bahkan mencegah pemanasan global.
Menurut Presiden SBY, Indonesia percaya komitmen ini merupakan 40 persen dari yang diminta oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), di lain pihak Presiden juga meminta negara industri melakukan hal yang sama.
3. Memiliki pandangan agar mitigasi dan adaptasi serta kerjasama internasional tidak berarti tanpa adanya kesepakatan finansial dan inisiatif untuk dibentuknya hal tersebut merupakan awal yang baik.
"Dalam pandangan saya, angkanya berada dikisaran 25 juta dolar AS hingga 35 juta dolar AS hingga 2012 mendatang. Negara maju memiliki kemampuan untuk itu, hanyalah tinggal kemauan politik, yang patut kita ingat beberapa juta dolar tersebut tidak sebanding dengan enam triliun dolar AS yang hilang akibat krisis finansial global," ujar SBY.
4. Mitigasi yang dilakukan oleh negara maju sendiri tidak cukup. Negara berkembang harus melakukan usaha lebih dan harus memiliki komitmen untuk pengurangan karbon sehingga tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh negara-negara maju sehingga memberikan kontribusi pada masalah iklim.
Presiden juga menyatakan terkait hal tersebut Indonesia pada September 2009 telah menetapkan pengurangan emisi dengan target 26 persen hingga 2020. Dan jumlah pengurangan emisi itu bisa meningkat menjadi 41 persen bila didorong oleh bantuan internasional. Sebagai negara yang tidak termasuk annex 1, menurut Yudhoyono Indonesia tidak perlu memutuskan hal tersebut."Namun kami ingin menjadi bagian dari solusi global," tegasnya.
5. Rekomendasi terakhir adalah agar negara maju dan berkembang bersama-sama memastikan jumlah bantuan berjalan sesuai dengan yang disepakati maka diperlukan suatu sistem pengawasan namun yang dipantau bukan hanya negara berkembang, tapi juga bantuan negara, progres dan implementasi bantuan negara maju terhadap negara berkembang juga harus dimonitor.
Comments